Krisis Libya Ancam Bisnis China
Fajar Nugraha
Rabu, 02 Maret 2011 12:30 wib
0 Share0Email0
Evakuasi warga asing dari Libya (Foto: Getty Images)
BEIJING - Krisis politik berdarah yang terjadi di Libya memaksa puluhan ribu warga China yang bekerja di negara tersebut kembali pulang. Kondisi ini mengancam usaha yang dimiliki China di Negeri Moammar Khadafi tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/3/2011), Beijing pun mengirim pesawat militer untuk membantu proses evakuasi warganya sekaligus kapal perang berjenis frigate untuk mengamankan proses evakuasi.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, sekira 32 ribu warga mereka sudah di evakuasi dari Libya hari ini. Sementara tiga ribu warga Negeri Tirai Bambu tersebut saat ini masih menunggu untuk dikeluarkan dari Libya.
Sebagian besar warga China yang dievakuasi adalah para pekerja di sektor bangunan dan sektor perminyakan yang ada di selatan Libya. Mereka umumnya bekerja di wilayah pedalaman Gurun Sahara.
Banyak para analisis memperkirakan krisis yang terjadi di Libya dapat mengancam kelangsungan bisnis China. Ini disebabkan sebagian besar investasi dilakukan, berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Kerugian sendiri diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar.(faj)
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (2/3/2011), Beijing pun mengirim pesawat militer untuk membantu proses evakuasi warganya sekaligus kapal perang berjenis frigate untuk mengamankan proses evakuasi.
Menurut Kementerian Luar Negeri China, sekira 32 ribu warga mereka sudah di evakuasi dari Libya hari ini. Sementara tiga ribu warga Negeri Tirai Bambu tersebut saat ini masih menunggu untuk dikeluarkan dari Libya.
Sebagian besar warga China yang dievakuasi adalah para pekerja di sektor bangunan dan sektor perminyakan yang ada di selatan Libya. Mereka umumnya bekerja di wilayah pedalaman Gurun Sahara.
Banyak para analisis memperkirakan krisis yang terjadi di Libya dapat mengancam kelangsungan bisnis China. Ini disebabkan sebagian besar investasi dilakukan, berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Kerugian sendiri diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar.
0 komentar:
Posting Komentar